IRIT(OLOGY)
Alkisah hidup seorang pemuda bernama
Nino, Nino adalah pemuda yang sangat sederhana. Sangking sederhananya ia gemar
sekali ber-irit irit ria. Nino tinggal serumah bersama sepupunya. Ia sering
sekali memakai barang-barang milik sepupunya misalnya baju, peralatan mandi,
dll. Padahal dia sendiri sudah mempunyai pekerjaan namun penghasilannya selalu ia gunakan untuk
keperluan kekasihnya, maklum saja kekasihnya Nino ini adalah orang yang sangat
boros, jadi Nino pun menjadi korban atas sifat kekasihnya tersebut. Nino
bekerja di sebuah Cafe Minuman.
Hari ini jam menunjukan pukul 12.00
siang, Nino pun di beri kesempatan untuk makan siang begitu pula dengan
teman-temannya. Sebenarnya ia berharap sekali mendapat pinjaman uang dari
temannya untuk memberi makan cacing-cacing di perutnya yang sedang berdemo. Sebelum
mereka keluar untuk pergi makan siang, Nino sempat melancarkan aksinya untuk
meminjam uang kepada temannya yaitu Joko supaya dia bisa membeli makanan.
“hei,Ko kemarin sepupuku sakit” ucapnya
prihatin.
Joko pun yang mengerti arah tujuan
pembicaraan Nino menanggapi dengan enteng.
“Terus ?”
“Ya aku bawa ke rumah sakit,
tapibayarnya pakai uang ku, kau tau kan ini akhir bulan, makan saja aku susah
ini di tambah biaya tak terduga”
Joko tidak bergeming. Namun Nino belum
patah semangat ia pun melancarkan lagi niatnya
“seminggu yang lalu, celengan aku di
bobol orang tak dikenal”. Kata Nino.
Joko belum bereaksi apa-apa. Melihat itu
Nino masih berusaha.
“Nah sepulang dari rumah sakit kemarin
dompet ku hilang.” . kata Nino.
Joko hanya mengagguk-anggukan kepala.
“Apesnya lagi kemarin sore handphone ku
di copet orang”. Kata Nino sambil menendang batu kerikil.
Joko bereaksi sedikit.
“kenapa kau tidak laporkan polisi saja?”
kata Joko dengan datar. Mendengar itu Nino jadi patah semangat.
“Tidak lah, mana berani aku minjam uang
sama polisi?.”
Joko bengong. Ia menatap bingung si Nino
yang berjalan lesu melewatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar