Kamis, 25 Desember 2014

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN MOTIVASI PADA PERILAKU KONSUMEN

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN MOTIVASI PADA PERILAKU KONSUMEN



1.      PENGERTIAN MOTIVASI

                Motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan.
                Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
-          Tujuan motivasi konsumen :
  1. meningkatkan kepuasan
  2. mempertahankan loyalitas
  3. efisiensi
  4. efektivitas
  5. menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.







2.      TEORI MOTIVASI

-          Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; kebutuhan akan kasih sayang (love needs); kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

-          Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat;  menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

-          Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan). Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.




-          Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

-          Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.

3.       MACAM – MACAM MOTIVASI
-          Motivasi Positif , menyangkut kebutuhan (needs), keinginan (wants) atau hasrat
            Contoh : diskon, hadiah, pelayanan optimum
-          Motivasi Negatif , misalnya : ketakutan (fears), dan keengganan (aversion)
Contoh : Standar pembelian dalam jangka/batas waktu tertentu
Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam mendorong dan mempertahankan prilaku manusia. Maka orang menyebut keduanya : needs, wants, dan desires.

SUMBER :



Nama               : Rifqi Mafazi
Kelas               : 3 EA 23
NPM               : 162 12 354
Mata kuliah     : Perilaku Konsumen #

UNIVERSITAS GUNADARMA

2014

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN MENGUKUR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN MENGUKUR PERILAKU KONSUMEN
TERHADAP PRODUK

1.      PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Di dalam perilaku konsumen terdapat dua pendekatan. Yaitu pendekatan Kardinal dan Ordinal. Kedua pendekatan tersebut digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk.


2.      PENDEKATAN ORDINAL ATAU ORDINAL APPROACH
Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
- Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
- Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
- Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
- Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
- Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
- Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
3.      PENDEKATAN KARDINAL ATAU CARDINAL APPROACH
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan.
             Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:

- Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan
   batasan pendapatannya.
- Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal
   akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara
   terusmenerus.



 - Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan
   konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka
   tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
- Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari
  tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai
  uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..
- Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari
  sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang
  dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh
  tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

4.      Persaman dan perbedaan
-          Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)
-          Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalambilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama 






Nama               : Rifqi Mafazi
Kelas               : 3 EA 23
NPM               : 162 12 354
Mata kuliah     : Perilaku Konsumen #


UNIVERSITAS GUNADARMA

2014

Minggu, 29 Juni 2014

Otonomi daerah (Tugas Softskill)

    1. Otonomi daerah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai
kewenangan yang diberikan kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan
dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat
dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban
adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat.

Pelaksanaan otonomi daerah selain
berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus
diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan
bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

Daftar isi
1 Pelaksanaan otonomi daerah
2 Tujuan otonomi daerah
3 Ciri-ciri otonomi daerah
4 Referensi
5 Pranala luar

Pelaksanaan otonomi daerah

Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik
fokus yang penting dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu
daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah
daerah dengan potensi dan kekhasan daerah
masing-masing. Ini merupakan kesempatan
yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk
membuktikan kemampuannya dalam
melaksanakan kewenangan yang menjadi hak
daerah. Maju atau tidaknya suatu daerah
sangat ditentukan oleh kemampuan dan
kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah
daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan
berekspresi dalam rangka membangun
daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar
ketentuan hukum yaitu perundang-undangan.

Tujuan otonomi daerah

Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut:

- Peningkatan pelayanan
   masyarakat yang semakin baik.
- Pengembangan kehidupan
   demokrasi.
- Keadilan nasional.
- Pemerataan wilayah daerah.
- Pemeliharaan hubungan yang
   serasi antara pusat dan daerah
   serta antar daerah dalam
   rangka keutuhan NKRI .
- Mendorong untuk
   memberdayakan masyarakat.
- Menumbuhkan prakarsa dan
   kreatifitas, meningkatkan peran
   serta masyarakat,
   mengembangkan peran dan
   fungsi Dewan Perwakilan Rakyat
   Daerah .

Ciri-ciri otonomi daerah

Negara Kesatuan :
- Setiap daerah memiliki perda
   (dibawah UU)
- perda terikat dengan UU
- Kepala negara/kepala daerah
   tidak punya hak veto
- Hanya presiden yang berwenang
    mengatur hukum
- DPRD (propinsi) tidak punya hak
   veto terhadap UU yang disahkan
   DPR
- perda dicabut pemerintah pusat
- sentralisasi

Negara Federal :
- setiap daerah mempunyai UUD
   Daerah yang tidak bertentangan
   Dengan UUD (negara hukum
   tersendiri )
- UUD daerah tidak terikat dengan
   UU negara
- kepala negara / daerah punya
   Hak veto
- presiden berwenang mengatur
   Hukum untuk negara sedangkan
   Kepala daerah untuk daerah
- DPRD (provinsi) punya hak veto
   Terhadap UU yang disahkan DPR
- Perda dicabut DPR dan DPD setiap
   Daerah
- Desentralisasi

Otonomi Daerah :
- setiap daerah memiliki perda
   (Dibawah UU)
- perda terikat dengan UU
- Kepala negara/daerah tidak
   Punya hak veto
- hanya presiden berwenang
   Mengatur hukum
- DPRD (provinsi) tidak mempunyai
   Hak veto terhadap UU yang di
   Sahkan DPR
- Perda dicabut pemerintah pusat
- Semi sentralisasi

B. Implementasi Polstranas

A. Implementasi politik strategi
     nasional di bidang hukum:
1. Mengembangkan budaya hukum
    di semua lapisan masyarakat
    untuk terciptanya kesadaran
   dan kepatuhan hukum dalam
   kerangka supremasi hukum dan
   tegaknya negara hukum.
2. Menata sistem hukum nasional
   yang menyeluruh dan terpadu
   dengan mengakui dan
   menghormati hukum agama dan
   hukum adat serta memperbaharui
   perundang–undangan
   warisan kolonial dan hukum
   nasional yang diskriminatif,
   termasuk ketidakadilan gender
   dan ketidaksesuaianya dengan
   reformasi melalui program
   legalisasi.
3. Menegakkan hukum secara
    konsisten untuk lebih menjamin
    kepastian hukum, keadilan dan
    kebenaran, supremasi hukum,
    serta menghargai hak asasi
    manusia.
4. Melanjutkan ratifikasi konvensi
    internasional terutama yang
    berkaitan dengan hak asasi
    manusia sesuai dengan
    kebutuhan dan kepentingan
    bangsa dalam bentuk undang–
    undang.
5. Meningkatkan integritas moral
    dan keprofesionalan aparat
    penegak hukum, termasuk
    Kepolisian Negara Republik
    Indonesia, untuk menumbuhkan
    kepercayaan masyarakat
    dengan meningkatkan
    kesejahteraan, dukungan
    sarana dan prasarana hukum,
    pendidikan, serta pengawasan
    yang efektif.
6. Mewujudkan lembaga peradilan l
   yang mandiri dan bebas dari
   pengaruh penguasa dan pihak
   manapun.

B. Implementasi politik srategi
    nasional di bidang pertahanan
    dan keamanan.

1. Menata Tentara Nasional Indonesia sesuai
paradigma baru secara konsisten melalui
reposisi, redefinisi, dan reaktualisasi peran
Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara
untuk melindungi, memelihara dan
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia terhadap ancaman dari luar
dan dalam negeri, dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan memberikan darma
baktinya dalam membantu menyelenggarakan
pembangunan.
2. Mengembangkan kemampuan sistem
pertahanan keamanan rakyat semesta yang
bertumpu pada kekuatan rakyat dengan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Repuiblik Indonesia sebagai kekuatan utama
didukung komponen lainnya dari kekuatan
pertahanan dan keamanan negara dengan
meningkatkan kesadaran bela negara melalui
wajib latih dan membangun kondisi juang,
serta mewujudkan kebersamaan Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan rakyat.

C. Implementasi politik strategi
    nasional di bidang politik

a. Dalam Negeri :
1. Meningkatkan kemandirian partai politik
terutama dalam memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan rakyat serta mengembangkan
fungsi pengawasan secara efektif terhadap
kineja lembaga–lembaga negara dan
meningkatkan efektivitas, fungsi dan
partisipasi organisasi kemasyarakatan,
kelompok profesi dan lembaga swadaya
masyarakat dalam kehidupan bernegara.
2. Meningkatkan pendidikan politik secara
intensif dan komprehensif kepada masyarakat
untuk mengembangkan budaya politik yaitu
demokratis, menghormati keberagaman aspirasi,
dan menjunjung tinggi supremasi hukum dan
hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
3. Memasyarakatan dan menerapkan prinsip
persamaan dan anti diskriminatif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4. Menyelenggarakan pemilihan umum secara
lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat
seluas–luasnya atas dasar prinsip demokratis,
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,
dan beradab yang dilaksanakan oleh badan
penyelenggara independen dan nonpartisan
selambat–lambatnya pada tahun 2004.
5. Membangun bangsa dan watak bangsa
(nation and character building) menuju bangsa
dan masyarakat Indonesia yang maju, bersatu,
rukun, damai, demokratis, dinamis, toleran,
sejahtera, adil dan makmur.
6. Menindak lanjuti paradigma Tentara
Nasional Indonesia dengan menegaskan secara
konsisten reposisi dan redefinisi Tentara
Nasional Indonesia sebagai alat negara dengan
mengoreksi peran politik Tentara Nasional
Indonesia dalam bernegara. Keikutsertaan
Tentara Nasional Indonesia dalam merumuskan
kebijaksanaan nasional dilakukan melalui
lembaga tertinggi negara Majelis
Permusyawaratan Negara.

b. Hubungan Luar Negeri:
1. Menegaskan arah politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi
pada kepentingan nasional.
2. Dalam melakukan perjanjian dan
kerjasama internasional harus dengan
persetujuan lembaga perwakilan rakyat.
3. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam
segala bidang untuk menghadapi perdagangan
bebas.
4. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan
negara-negara sahabat serta memperlancar
prosedur diplomatik.
5. Meningkatkan kerjasama dalam segala
bidang dengan negara tetangga yang
berbatasan langsung dan kerjasama kawasan
ASEAN.

D. Implemetasi politik strategi
    nasional di bidang ekonomi.

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
penempatan tenaga kerja ke luar negeri
dengan memperhatikan kompetensi,
perlindungan dan pembelaan tenaga yang
dikelola secara terpadu dan mencegah
timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
2. Meningkatkan penguasaan, pengembangan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha,
terutama uasaha kecil, menengah dan koperasi
guna meningkatkan daya saing produk yang
berbasis sumber daya local.
3. Melakukan berbagai upaya terpadu untuk
mempercepat proses pengentasan masyarakat
dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran,
yang merupakan dampak krisis ekonomi.
4. Mempercepat penyelamatan dan
pemulihan ekonomi guna membangkitkan sektor
riil terutama pengusaha kecil, menengah dan
koperasi melalui upaya pengendalian laju
inflasi, stabilitas kurs rupiah pada tingkat yang
realistis, dan suku bunga yang wajar serta
didukung oleh tersedianya likuiditas sesuai
dengan kebutuhan.
5. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dengan mengurangi defisit
anggaran melalui peningkatan disiplin
anggaran, pengurangan susidi dan pinjaman
luar negeri secara bertahap, peningkatan
penerimaan pajak progresif yang adil dan
jujur , serta penghematan pengeluaran.
6. Mempercepat rekapitulasi sektor
perbankan dan restrukturisasi utang swasta
secara transparan agar perbankan nasional
dan perusahaan swasta menjadi sehat,
terpercaya, adil,dan efisien dalam melayani
masyarakat dan kegiatan perekonomian.
7. Melaksanakan restrukturisasi aset negara,
terutama aset yang berasal dari likuidasi
perbankan dan perusahaan, dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan produktivitas
secara transparan dan pelaksanaannya
dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan
Rakyat, Pengelolaan aset negara diatur dengan
undang–undang.
8. Melakukan renegoisasi dan mempercepat
restrukturisasi utang luar negeri bersama–sama
dengan Dana Moneter Internasional, Bank
Dunia, Lembaga Keuangan Internasional
lainnya, dan negara donor dengan
memperhatikan kemampuan bangsa dan
negara, yang pelaksanaanya dilakukan secara
transparan dan dikonsultasikan dengan Dewan
Perwakilan Rakyat.

E. Implemetasi politik strategi
    nasional di bidang Pembangunan
    Nasiona Garis-Garis Besar
    Haluan Negara sebagai arah
    penyelenggaraan negara dan
    segenap rakyat Indonesia,
    kaidah pelaksanaannya sbb:

1. Presiden menjalankan tugas
penyelenggaraan negara, berkewajiban untuk
mengerahkan semua potensi dan kekuatan
pemerintahan dalam melaksanakan dan
mengendalikan pembangunan nasional.
2. DPR, MA, BPK, dan DPA berkewajiban
melaksanakan GBHN sesuai dengan fungsi,
tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
3. Semua lembaga tinggi negara
berkewajiban menyampaikan laporan
pelaksanaan GBHN dalam siding Tahunan MPR,
sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya
berdasarkan UUD 1945.
4. GBHN dalam pelaksanaan dituangkan
dalam Program Pembangunan Negara Lima
Tahun yang memuat uraian kebijakan secara
rinci dan terstruktur yang secara yuridis
ditetapkan oleh Presiden bersama DPR.
5. PROPENAS dirinci dalam Rencana
Pembangunan Tahunan yang memuat APBN dan
ditetapkan Presiden bersama DPR.

F. Implemetasi politik strategi
    nasional di bidang
    Penyelenggaraan Negara

1. Membersihkan penyelenggaraan negara
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
dengan memberikan sanksi seberat-beratnya.
2. Melakukan pemeriksaan terhadap
kekayaan pejabat negara dan pejabat
pemerintah sebelum dan sesudah memangku
jabatan.
3. Meningkatkan fungsi dan keprofesionalan
birokasi dalam melayani masyarakat dalam
mengelola kekayaan negara secara transparan.
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
negeri dan Tentara Nasional Indonesia/
Kepolisian Republik Indonesia.
5. Memantapkan netralisasi politik pegawai
negeri dengan menghargai hak-hak politiknya.

G. Implemetasi politik strategi
    nasional di bidang Komunikasi,
    Informasi, dan Media Masa

1. Meningkatkan pemanfaatan peran
komunikasi melalui media massa modern dan
media tradisional.
2. Meningkatkan kualitas komunikasi di
berbagai bidang melalui penguasaan dan
penenapan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Meningkatkan peran pers yang bebas
sejalan dengan peningkatan kualitas dan
kesejahteraan insan pers.
4. Membangun jaringan informasi dan
komunikasi antara pusat dan daerah serta
antar daerah secara timbal balik.
5. Memperkuat kelembagaan, sumber daya
manusia, sarana dan prasarana penerangan
khususnya di luar negeri.

H. Implemetasi politik strategi
     nasional di bidang Agama

1. Memantapkan fungsi, peran,dan
kedudukan agama sebagai landasan moral,
spiritual, dan etika dalam penyelenggaraan
negara.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama
melalui penyempurnaan sistem pendidikan
agama.
3. Meningkatkan dan memantapkan
kerukunan hidup antarumat beragama sehingga
tercipta suasan yang harmonis.
4. Meningkatkan kemudahan umat beragama
dalam menjalankan ibadahnya.
5. meningkatkan peran dan fungsi lembaga-
lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi
perubahan yang terjadi dalam semua aspek
kehidupan.

I. Implemetasi politik strategi
    nasional di bidang Pendidikan

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Melakukan pembaharuan sistem
pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum.
3. Memberdayakan lembaga pendidikan baik
sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat
pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan.
4. Meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan yang diselenggarakan baik oleh
masyarakat maupun pemerintah.
5. Mengembangkan kualitas sumber daya
manusia sedini mungkin secara
terarah,terpadu, dan menyeluruh.

J. Implemetasi politik strategi
    nasional di bidang Sumber Daya
    Alam dan Lingkungan Hidup

1. Mengelola sumber daya alam dan
memelihara daya dukungnya agar bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi
sumber daya alam dan lingkungnan hidup
dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan
penghematan penggunaan.
3. Mendelegasikan secara bertahap
wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dalam rangka pengelolaan sumber daya
alam.
4. Mendayagunakan sumber daya alam
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
5. Menerapkan indikator-indikator yang
memungkinkan pelestarian kemampuan
keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya
alam.

C. KEBERHASILAN POLSTRANAS

Penyelenggaraan pemerintah/Negara dan setiap
warga negara Indonesia/ masyarakat harus
memiliki :
1. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
YME sebagai nilai luhur yang menjadi landasan
spiritual, moral, dan etika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.  Semangat kekeluargaan yang berisikan
kebersamaan, kegotong-royongan, kesatuan
dan persatuan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat guna kepentingan nasional.
3.  Percaya diri pada kemampuan dan
kekuatan sendiri serta bersendikan kepada
kepribadian bangsa, sehingga mampu menatap
masa depan yang lebih baik.
4.  Kesadaran, patuh dan taat pada hukum
yang berintikan keadilan dan kebenaran
sehingga pemerintah/negara diwajibkan
menegakkan dan menjamin kepastian hukum
5.  Pengendalian diri sehingga terjadi
keseimbangan, keserasian dan keselarasan
dalam perikehidupan antara berbagai
kepentingan.
6. Mental, jiwa, tekad, dan semangat
pengabdian, disiplin, dan etos kerja yang tinggi
serta mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara.
7.  IPTEK, dengan memperhatikan nilai-nilai
agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa
sehingga memiliki daya saing dan dapat
berbicara dipercaturan global.
Apabila penyelenggara dan setiap WNI/
masyarakat memiliki tujuh unsur tersebut,
maka keberhasilan Polstranas terwujud dalam
rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional
melalui perjuangan non fisik sesuai tugas dan
profesi masing-masing. Dengan demikian
diperlukan kesadaran bela negara dalam
rangka mempertahankan tetap utuh dan
tegapnya NKRI.
Tapi sebelumnya saya akan menjelaskan satu
persatu dari arti atas, menurut pendapat saya:
1)Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa,bahwa segala usaha dan
kegiatan pembangunan nasional dijiwai,
digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai nilai luhur yang menjadi landasan
spiritual, moral dan etika dalam rangka
pembangunan nasional sebagai pengamalan
pancasila.
2) Asas Manfaat, bahwa segala usaha dan
kegiatan pembangunan nasional memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan
rakyat dan pengembangan pribadi warga
negara serta mengutamakan kelestarian nilai-
nilai luhur budaya bangsa dan P elestarian
fungsi lingkungan hidup dalam rangka
pembangunan yang berkesinambungan dan
berkelanjutan.
3) Asas Demokrasi Pancasila, bahwa upaya
mencapai tujuan pembangunan nasional yang
meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dilakukan dengan
semangat kekeluargaan yang bercirikan
kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan
kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat.
4) Asas Adil dan Merata, bahwa pembangunan
nasional yang diselenggarakan sebagai usaha
bersama harus merata di semua lapisan
masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air.
5) Asas Keseimbangan, Keserasian, dan
Keselarasan dalam Perikehidupan,bahwa dalam
pembangunan nasional harus ada keseimbangan
antara berbagai kepentingan, yaitu
keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan raga,
individu, masyarakat dana negara, dan lain-
lain.
6) Asas Kesadaran Hukum, bahwa dalam
pembangunan nasional setiap warga negara
dan penyelenggara negara harus taat pada
hukum yang berintikan keadilan dan
kebenaran, serta negara diwajibkan untuk
menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
7) Asas Kemandirian, bahwa dalam
pembangunan nasional harus berlandaskan
pada kepercayaan akan kemampuan dan
kekuatan sendiri serta bersendikan kepada
kepribadian bangsa.
8) Asas Kejuangan, bahwa dalam
penyelenggaraan pembangunan nasional,
penyelenggaraan negara dan masyarakat harus
memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat
pengabdian serta ketaatan dan disiplin yang
tinggi dengan lebih mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi/golongan.
9) Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam
pembangunan nasional dapat memberikan
kesejahteraan lahir batin yang setinggi-
tingginya,penyelenggaraannya perlu
menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
tekonologi secara seksam dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan nilai-nilai
agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
1. Pengertian Masyarakat Madani
Istilah madani secara umum dapat diartikan
sebagai “ adab atau beradab “ Masyarakat
madani dapat didefinisikan sebagai suatu
masyarakat yang beradab dalam membangun,
menjalani, dan memaknai kehidupannya,
untuk dapat tata masyarakat yang beradab
dalam membangun, menjalani, dan memaknai
kehidupannya, untuk dapat mencapai
masyarakat seperti itu, persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain adalah keterlibatan dalam
pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan bersama, kontrol masyarakat
dalam jalannya proses pemerintahan, serta
keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat
dalam memilih pimpinannya.
Menurut Ibrahim, masyarakat madani
merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat, inisiatif dari individu dan
masyarakat berupa pemikiran, seni,
pelaksanaan pemerintahan berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginann individu.
Masyarakat madani, yang merupakan kata lain
dari masyarakat sipil (civil society), kata ini
sangat sering disebut sejak kekuatan otoriter
orde baru tumbang selang satu tahun ini. Malah
cenderung terjadi sakralisasi pada kata itu
seolah implementasinya mampu memberi jalan
keluar untuk masalah yang tengah dihadapi
oleh bangsa kita. Kecenderungan sakralisasi
berpotensi untuk menambah derajat
kefrustasian yang lebih mendalam dalam
masyarakat bila terjadi kesenjangan antara
realisasi dengan harapan. Padahal
kemungkinan untuk itu sangat terbuka, antara
lain, kesalahan mengkonsepsi dan juga pada
saat manarik parameter-parameter
ketercapaian.
Saat ini gejala itu sudah ada, sehingga
kebutuhan membuat wacana ini lebih terbuka
menjadi sangat penting dalam kerangka
pendidikan politik bagi masyarakat luas.

Ciri-Ciri Masyarakat Madani
Masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Free public sphere (ruang publik yang
bebas)
Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah
dimana masyarakat sebagai warga negara
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan
publik, warga negara berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan
pendapat, berserikat, berkumpul serta
memublikasikan pendapat, berserikat,
berkumpul serta memublikasikan informasi
kepada public.
1. Demokratisasi
Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial
berkaitan dengan wacana kritik rasional
masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan
tumbuhnya demokrasi., dalam kerangka ini
hanya negara demokratis yang mampu
menjamin masyarakat madani.
1. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk
menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan
sikap yang dikembangkan dalam masyarakat
madani untuk menunjukan sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh orang atau
kelompok masyarakat yang lain yang berbeda.
1. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan
menerima kenyataan disertai sikap tulus bahwa
masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu
bernilai positif dan merupakan rahmat tuhan.
1. Keadilan Sosial (Social justice)
Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan
dan pembagian yang proporsional antara hak
dan kewajiban setiap warga dan negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan.
1. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari
rekayasa merupakan awal yang baik bagi
terciptanya masyarakat madani. Partisipasi
sosial yang bersih dapat terjadi apabila
tersedia iklim yang memunkinkan otonomi
individu terjaga.
1. Supermasi hukum
Penghargaan terhadap supermasi hukum
merupakan jaminan terciptanya keadilan,
keadilan harus diposisikan secara netral,
artinya tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran di atas hukum.

REFERENSI :
1. ^ Merakyat.com: Pelayanan Pemerintah
Daerah Dalam Arti Luas
2. WWW.WIKIPEDIA.COM
3. http://tataravril.blogspot.com/2012/05/
politik-dan-strategi-nasional.html
4. http://imankoekoeh.blogspot.com/2013/01/
politik-dan-strategi-nasional.html
5. http://rully-indrawan.tripod.com/
rully01.htm
6. http://
jumadibismillahsukses.blogspot.com/2013/0
2/masyarakat-madani.html
7. http://flashyniver.blogspot.com/2012/05/
keberhasilan-polstranas.html

Rabu, 28 Mei 2014

biografi rifqi mafazi, tugas softskill



Nama               : RIFQI MAFAZI
NPM               : 16212354
Kelas               : 2EA23
Mata Kuliah    : Pendidikan Kewarganegaraan #




            Nama saya RIFQI MAFAZI, saya lahir di Jakarta 9 September 1994, tepatnya di Rumah sakit ST.Carolus salemba. Saya anak pertama dari 3 bersaudara, yang pertama saya, adik saya yang pertama bernama Fithri Fajrina dan adik saya yang kedua bernama Rafi Arkan, dan memiliki orang tua yang bernama Mochamad Gusti Nur (ayah) dan Sri Guntari (ibu). Hobby saya banyak sekali dari bermain bad minton dan bermain game. Dari sejak kecil sampai saya berumur 3 tahun saya lebih sering di urus oleh nenek saya karna kedua orang tua saya  bekerja, tetapi saat umur saya 3 tahun ibu saya berhenti bekerja karna sedang mengandung adik saya yang pertama dan ingin mengurus  keluarga di rumah dari pada bekerja. Di saat umur saya 4 tahun, ditahun 1998 saya sekolah di TK Mayanda yang berada di sebelah rumah saya selama 2 tahun sampai tahun 2000, Setelah lulus saya melanjutkan sekolah ke SDN 011 pagi Jakarta dan lulus tahun 2006. Di tahun itu saya dan keluarga harus pindah kebekasi karna ayah saya bekerja di bekasi. Di Bekasi,tepatnya tahun 2006 saya melanjutkan sekolah di SMPN 10 Bekas idan lulus tahun 2009, setelah lulus dari SMP saya melanjutkan lagi kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. Padahal saya maunya masuk SMK tetapi ayah saya yang menyuruh saya masuk SMA. Di saat-saat sedikit lagi mau lulus SMA saya sudah harus memikirkan mau masuk universitas mana yang saya mau, dan pada akhirnya saya masuk ke Universitas Gunadarma pada tahun 2012 dan saya yang menentukan jurusannya, bukan ayah saya lagi karna saya sendiri yang akan menjalankannya. Banyak hal yang berbeda di bangku perkuliahan dan banyak hal yang saya dapatkan dari ilmu, pengalaman dan banyak lagi. Mungkin dari sekarang saya harus memikirkan bagaimana saya setelah lulus nanti, dan yang saya inginkan setelah lulus adalah bisa bekerja dan berwirausaha, tetapi yang pertama adalah membahagiakan kedua orang tua saya.